Inkontinensia urine adalah suatu kondisi yang sering dialami oleh para geriatri (lansia). Penuaan merupakan proses yang tidak dapat dihindari. Menjaga kesehatan tubuh merupakan hal yang harus kita perhatikan sedini mungkin, sebelum mencapai umur lanjut yang cenderung lebih rentan terhadap penyakit, seperti terkena penyakit inkontinensia urine.
Inkontinensia Urine
Inkontinensia urine merupakan kondisi ketidakmampuan seseorang dalam menampung banyak urine. Urine dapat keluar melalui saluran kemih tanpa dikendalikan secara sadar atau justru mengalami kesulitan saat mengeluarkan urine.
Banyak lansia menganggap bahwa inkontinensia urine merupakan bagian dari proses penuaan alami, sehingga sebagian besar dari mereka tidak mengunjungi rumah sakit. Sesungguhnya, terdapat beberapa kondisi dimana inkontinensia urine bukan disebabkan oleh proses penuaan, yakni disebabkan oleh penyakit tertentu.
Obesitas, diabetes, infeksi, maupun kelainan mental tertentu dapat menyebabkan terjadinya gangguan tersebut. Diperlukan pemeriksaan ke dokter untuk mengetahui dengan pasti penyebab dari terjadinya inkontinensia urine.
Berikut ini adalah 4 jenis inkontinensia urine yang umum ditemukan yaitu :
1. Stress Incontinence – Mengompol ketika sudah penuh
Kandung kemih berfungsi untuk menampung urine hingga penuh. Penderita stress incontinencre memiliki otot pengatur proses berkemih yang lemah. Sehingga ketika sudah terisi penuh dan memberikan tekanan pada otot tersebut, urine dapat keluar. Proses ini dapat terjadi saat batuk, bersin, tertawa, maupun mengangkat beban berat. Kelainan ini dapat disebabkan oleh penuaan, kehamila, dan operasi.
2. Urge Incontinence – Ingin berkemih secara berkala
Sering memiliki keinginan untuk bekemih secara tiba-tba dan terjadi pada interval yang singkat (kurang dari 30 menit). Kandung kemih belum terisi penuh, namun penderita urge incontinence ingin segera ke toilet. Hal ini terjadi karena adanya kontraksi dinding pembuluh darah yang tidak teratur sehingga menekan urine yang ditampung.
Kemudian penderita merasakan keinginan untuk berkemih secara tibat-tiba dan mengeluarkan volume urine yang sedikit. Kelainan ini dapat disebabkan oleh infeksi, ketidakstabilan otot dinding pembuluh darah, dan tumor.
3. Overflow Incontinence – Mengeluarkan urine sedikit dan tiba-tiba
Penderita overflow incontinence justru memiliki hambatan dalam mengeluarkan urine. Urine pada kandung kemih akan menumpuk dan hanya dapat keluar saat tekenannya sangat tinggi. Urine yang dapat keluar pun hanya sedikit, namun terjadi secara tiba-tiba. Jenis ini lebih banyak terjadi pada laki-laki dibandingkan perempuan. Kelainan ini dapat disebabkan oleh batu kandung kemih, perbesaran prostat, tumor, atau kerusakan saraf.
4. Mixed incontinence – Lebih dari satu jenis inkontinensia urine
Penderita mengalami lebih dari satu jenis inkontinensia urin, seperti adanya stress incontinence dan urge incontinence secara bersamaan. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai jenis faktor, salah satunya penderita mengalami kandung kemih yang overaktif ditambah dengan adanya kelainan saat penutupan saluran kandung kemih.
Penyebab Inkontinensia Urine di antaranya adalah :
· Usia (kelemahan otot dasar panggul)
· Kehamilan dan persalinan
· Kegemukan (obesitas)
· Hormon, Menopause
· Diabetes Melitus (DM), Stroke
· Operasi pengangkatan rahim
· Infeksi saluran kemih (ISK)
· Penyakit paru-paru / Batuk kronik
Tidak selalu mudah untuk mencegah inkontinensia urine, namun ada beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk mengurangi kemungkinan terjadinya inkontinensia. Inilah pola hidup sehat yang harus dijalankan:
Dapatkan Berat Badan yang Sehat
Obesitas bisa meningkatkan risiko inkontinensia urine. Kamu bisa menurunkan risikonya dengan menjaga berat badan yang sehat melalui olahraga teratur dan makan sehat. Gunakan kalkulator berat badan sehat untuk melihat apakah berat badan sesuai dengan tinggi badan kamu.
Perhatikan Kebiasaan Minum
Tergantung pada masalah kandung kemih yang kamu alami, dokter biasanya memberikan saran tentang jumlah cairan yang harus diminum. Jika kamu mengalami inkontinensia urine, kurangi alkohol dan minuman yang mengandung kafein, seperti teh, kopi, dan minuman bersoda. Minuman ini bisa menyebabkan ginjal menghasilkan lebih banyak urine dan mengiritasi kandung kemih.
Jika kamu harus sering buang air kecil di malam hari (nokturia), cobalah minum lebih sedikit pada jam-jam sebelum tidur. Namun, pastikan tetap cukup minum di siang hari. Setiap orang disarankan minum 6 hingga 8 gelas cairan sehari (tidak lebih), kecuali jika dokter menyarankan lebih. Banyak orang dengan inkontinensia urine menghindari minum cairan, karena mereka merasa hal itu menyebabkan masalah. Namun, membatasi asupan cairan membuat inkontinensia urine menjadi lebih buruk, karena mengurangi kapasitas kandung kemih.
Rutin Latihan Dasar Panggul
Hamil dan melahirkan bisa melemahkan otot-otot yang mengontrol aliran urine dari kandung kemih. Jika kamu hamil, memperkuat otot dasar panggul bisa mencegah inkontinensia urine.
Berhenti Merokok
Jika kamu merokok, maka risiko inkontinensia urine lebih tinggi. Hal ini karena batuk membuat otot dasar panggul jadi tegang. Jadi, menghentikan kebiasaan merokok dapat menjadi cara mencegah inkontinensia urine.
Lakukan Olahraga yang Tepat
Olahraga sit-up berdampak tinggi memberikan tekanan pada otot dasar panggul dan bisa meningkatkan kebocoran urine. Untuk memperkuat dasar panggul dan meredakan gejala, gantilah olahraga berdampak tinggi, seperti jogging dan aerobik, dengan latihan kekuatan seperti pilates. Olahraga pilates juga mampu memperkuat otot inti, yang bermanfaat untuk mencegah inkontinensia urine.
Hindari Mengangkat Beban
Mengangkat beban membuat otot dasar panggul tegang, jadi hindari kapanpun kamu bisa. Saat memang harus mengangkat sesuatu, seperti menggendong anak atau membawa tas belanjaan, kencangkan otot dasar panggul sebelum dan selama mengangkat.
Konsumsi Makanan yang Tepat
Hindari makanan pedas dan asam, seperti kari dan buah jeruk, karena dapat mengiritasi kandung kemih dan memperburuk kebocoran dan gejala inkontinensia lainnya.
Itulah yang perlu kamu ketahui mengenai pola hidup sehat yang bisa mencegah inkontinensia urine. Jika kamu mengalami inkontinensia urine yang tidak bisa ditangani sendiri, segera bicarakan pada dokter.